Warga Pamurbaya Unjuk Rasa di Kenpark Sambut Konsultan Surabaya Waterfront Land

Setelah mendapat penolakan masyarakat dari Kecamatan Sukolilo, Kota Surabaya, Konsultan Lingkungan dari PT Widya Cipta Buana (WCB) asal Kota Bandung berpindah ke lokasi Taman Rekreasi Pantai Kenjeran atau dikenal Kenjeran Park (Kenpark), Selasa (3/9/2024).
Rencananya, PT WCB juga melakukan audensi kepada warga Kecamatan Bulak soal rencana Pengembangan Kawasan Pesisir Terpadu Surabaya Waterfront Land (SWL) seluas kurang lebih 1.084.57 hektar.
Namun, audensi gagal karena warga Kecamatan Bulak yang terdampak reklamasi bersitegang dengan petugas keamanan Kenpark. Petugas keamanan meminta hanya perwakilan yang diperbolehkan masuk dalam rapat kajian untuk penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) diruangan yang disediakan PT Granting Jaya.
Adu mulut pun terjadi, hingga massa dengan membawa spanduk dan poster berunjuk rasa di depan Kenpark. Karena ricuh, peserta lain maupun Direktur PT WCB Drs Iwan Setiawan dan pihak PT Granting Jaya keluar menemui warga.
Taufik Monyong, warga Kecamatan Bulak mengatakan, proyek Surabaya Waterfront Land dampak negatifnya luar biasa. “Budaya masyarakat akan berubah, masyarakat yang mata pencahariannya mencari ikan nanti berpindah profesi menjadi pencuri. Saat ini mencari kerang saja agak sulit, apalagi ada reklamasi. Ini akan berbahaya sekali,” jelasnya.
Sementara, warga juga meminta berita acara yang sudah dibuat oleh PT WCB di Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Bulak. Mereka juga meminta, audensi dengan masyarakat di Kecamatan Mulyorejo dan Kecamatan Rungkut, dibatalkan.
Ditempat yang sama, Camat Bulak Pemkot Surabaya Hudaya S.STP mengaku, karena tidak ada titik temu antara PT Granting Jaya, Konsulan dan masyarakat, audensi ditunda. “Pertemuan ini ditunda dulu,” singkatnya.